Kaos Serial Netflix Tentang Apa
Time to Hunt (2020)
Time to Hunt mengisahkan penipu ulung Joon Seok (Lee Jo Hoon) yang melancarkan aksi kriminalnya untuk terakhir kali, padahal ia baru saja keluar dari penjara.
Belum genap seminggu bebas, ia merekrut dua orang temannya yaitu Ki Hoon (Choi Woo Sik) dan Jang Ho (Ahn Jae Hong) untuk menyusun strategi baru perihal misi pencurian uang.
Meski telah berhasil mencuri uang dari rumah judi terbesar di Korea Selatan dan melarikan diri ke tempat tersembunyi, keberadaan Joon Seok tetap tidak pernah aman.
Army of Thieves (2021)
Rekomendasi film perampokan di Netflix, Army of Thieves (dok. Netflix via IMDb)
Film perkuel dari Army of the Dead ciptaan Zack Snyder ini berlatar enam tahun sebelum kejadian dalam Army of the Dead. Kisahnya mengikuti sekelompok orang yang berusaha untuk mengambil uang di kasino besar di Las Vegas.
Hanya saja, mereka harus melewati para zombie yang memenuhi Las Vegas untuk dapat membobol kasino tersebut.
Dalam melancarkan aksi ini, Ludwig Dieter (Matthias Schweighofer) si ahli pembobol brankas ditemani oleh Gwendoline (Nathalie Emmanuel) dan beberapa rekan yang lain.
Public Enemies (2009)
Rekomendasi film perampokan di Netflix, Public Enemies (Universal Pictures via Imdb)
Kisah dalam film Public Enemies diangkat berdasarkan kisah nyata tahun 1933, soal perampokan bank yang dilakukan kawanan gangster asal Amerika.
John Dillinger (Johnny Depp) adalah spesialis perampok bank yang harus ditahan di penjara Indiana. Tapi, ia berhasil diloloskan oleh rekannya John Hamilton (Jason Clarke).
Mereka berdua pun segera bertolak ke Chicago demi mendapat perlindungan dari para mafia kelas kakap. Akan tetapi, keberadaan John tetap menjadi incaran agen FBI.
Awal kisah dalam film Inside Man dibuka dari aksi Dalton Russell (Clive Owen) yang berhasil merampok uang dari sebuah bank di kawasan Manhattan, sekaligus menyandera para staf.
Salah satu brankas bank yang dicuri Dalton diketahui menyimpan sebuah rahasia besar dari bank tersebut.
The Pirates: The Last Royal Treasure (2022)
Rekomendasi film perampokan di Netflix, The Pirates: The Last Royal Treasure (dok. Lotte Entertainment via IMDb)
Rekomendasi film perampokan di Netflix pertama ada dari Korea Selatan yaitu The Pirates, tentang kru bajak laut dan bandit Dinasti Joseon yang pemberani.
Dengan latar kisah tahun 1388, baik itu kru bajak laut dan si bandit, keduanya sedang sama-sama berupaya mencari bongkahan harta karun kerajaan yang hilang di laut.
Kedua tim itu terus berusaha supaya harta karun yang berisi emas bisa diselamatkan. Akan tetapi, keduanya juga harus menghadapi para perompak dari Jepang.
Rekomendasi film perampokan di Netflix, Red Notice (Frank Masi / NETFLIX/Frank Masi)
Dalam film ini, Sarah Black (Gal Gadot) menjadi pencuri barang-barang seni ternama. Aksi perampokan yang dilakukan Sarah terbilang sangat luar biasa karena ia selalu berhasil lolos.
John Hartley (Dwayne Johnson) seorang agen FBI terus berupaya melakukan serangkaian jebakan demi menangkap Sarah. Tapi lagi-lagi aksinya gagal total.
Tak habis akal, John pun kini menggaet seorang pencuri lain bernama Nolan Booth (Ryan Reynold) untuk membantunya dalam menjebak Sarah.
Kesuksesan Internasional
Tim produksi menggambarkan popularitas serial “Masha dan Beruang” di 22 negara sebagai suatu gambaran universal. “Saya berpikir bahwa semua anak-anak berumur di bawah lima tahun di negara mana pun sesungguhnya tak jauh berbeda,” kata Denis Chervyatsov sambil tertawa.
Keberhasilan ini diraih juga atas fakta bahwa dalam serial ini tidak menggunakan dialog panjang. Menurut Denis, dengan lebih memberikan penekanan terhadap tindakan dan tingkah laku tokoh dibandingkan dialog, serial ini cenderung mendekati format film bisu, yang ceritanya dapat dimengerti meski tanpa kata-kata.
Selain pengakuan para penonton, Animakkord pun menyabet sejumlah penghargaan profesional. Pada 2015, “Masha dan Beruang” memenangkan Kidscreen Awards, penghargaan Oscar versi animasi pada nominasi “Animasi Terbaik”. Selain itu, majalah Kidscreen menyebut Animakkord sebagai salah satu dari rumah produksi tersukses tahun 2015, setara dengan Cartoon Network Studios dan Dreamworks Animation Television.
Direktur program “Big Animation Festival” Moskow Maria Tereshchenko menjelaskan keberhasilan “Masha dan Beruang”. Menurutnya, tim produsen, selain menjaga kualitas gambar, juga mampu menampilkan tren terbaru dalam pendidikan anak-anak. “Sebelumnya badut animasi klasik selalu berhubungan dengan kekerasan yang ditayangkan melalui humor. Namun pada abad XXI, hal itu dianggap berbahaya bagi perkembangan psikologis anak. ‘Masha dan Beruang’ mampu menemukan titik humor yang tepat tanpa melibatkan kekerasan. Selain itu, anak-anak mulai diberikan lebih banyak kebebasan dan tidak terlalu dibatasi seperti pada abad yang lalu. Oleh karena itu, Masha hadir pada era ketika anak-anak zaman sekarang sudah dapat belajar sendiri,” kata Tereshchenko.
Saat ini, Masha dan Beruang telah diperluas sebanyak dua subseri (spin-off). Tahun 2012 subsero “Dongeng Masha” diluncurkan, dan pada 2014, Animakkord merilis subseri keduanya yang bertajuk “Kisah Horor Masha”.
“Dongeng Masha” memperkenalkan cerita rakyat Rusia kepada penonton, sedangkan “Kisah Horor Masha” menceritakan cerita-cerita menyeramkan yang sebenarnya adalah kisah lucu dan informatif. Produser tak ingin berhenti di sana dan berharap dapat memperluas proyek ini. Bersama-sama dengan mitranya, Animakkord menciptakan jaringan Museum Pembelajaran Interaktif “Masha dan Beruang”, menerbitkan majalah, dan merilis permainan komputer yang mendidik.
Produser yakin dalam beberapa tahun mendatang “Masha dan Beruang” akan hadir menyajikan animasi berdurasi penuh. Animasi berdurasi penuh membutuhkan sumber pendanaan yang besar. “Saya berharap bahwa dalam satu atau dua tahun mendatang kami akan hadir sebagai merek internasional sepenuhnya, dan kemudian, jika ada mitra yang berpengalaman dalm memproduksi film tiga dimensi, kami akan mempertimbangkan untuk bekerja sama,” kata Dmitry Loveyko.
Menurut perkiraan Social Blade, pendapatan melalui iklan pada akun YouTube “Masha dan Beruang” telah memberikan Animakkord keuntungan sekitar 1,5 juta dolar AS per bulan. Selain itu, keuntungan yang tidak kecil juga didapat dari penjualan lisensi produk dengan karakter Masha dan Beruang. Produk ini mencakup makanan, alat tulis, mainan, dan masih banyak lagi. Animakkord juga telah memiliki kontrak dengan perusahaan Danone, Burger King, dan pabrik mainan Jerman Simba Dickie. Menurut perhitungan, pendapatan penjualan tahun ini dapat mencapai 300 juta dolar AS, yang berarti 15 juta dolar AS keuntungannya masuk ke dalam kas Animakkord.
Bagi tim Animakkord, keberhasilan ini dijelaskan dengan sederhana: Masha dibuat dengan cinta, dengan tim yang hebat dan profesional. “Kami bekerja pada prinsip bahwa serial berikutnya harus lebih baik dari sebelumnya.”
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Belanja di App banyak untungnya:
UNLIMITED TV SHOWS & MOVIES
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Serial Upin & Ipin asal Malaysia yang diproduksi oleh Les' Copaque Production adalah salah satu animasi anak yang cukup populer di Indonesia. Kartun ini menyoroti keseharian dua anak kembar bernama Upin dan Ipin bersama teman-temannya di Kampung Durian Runtuh.
Upin & Ipin digemari banyak orang bukan hanya karena ceritanya yang sarat akan pesan moral, tetapi juga berkat unsur komedi di dalamnya. Selain itu, serial ini juga kerap menghadirkan hal-hal fantasi dalam ceritanya, misalnya lewat kemunculan binatang-binatang ajaib atau unik, salah satunya Opet.
Di Indonesia khususnya, hewan Opet ini sempat viral karena bahasa yang ia gunakan, "Pasi pasi sipapasi paaga," tepatnya saat Opet berbicara dengan karakter lainnya.
Opet dalam serial Upin & Ipin itu sebenarnya hewan apa, sih? Simak pembahasannya berikut, yuk!
Hewan unik lain seperti Opet dalam serial Upin & Ipin
Opet bukanlah satu-satunya hewan fiktif atau makhluk unik yang pernah muncul dalam serial Upin & Ipin. Ada banyak binatang ajaib lainnya yang turut diperkenalkan dalam animasi anak satu ini, berikut beberapa di antaranya.
Nah, kalau menurut kamu, Opet dalam serial Upin & Ipin ini hewan apa? Tulis di kolom komentar, ya!
Untuk informasi yang lebih lengkap soal anime-manga, film, game, dan gadget, yuk gabung komunitas Warga Duniaku lewat link berikut:
Discord: https://bit.ly/WargaDuniakuTele: https://t.me/WargaDuniaku
Baca Juga: Nama-Nama Hewan di Serial Upin Ipin: Bukan Cuma Rembo, lho!
The Great Heist (2020)
The Great Heist termasuk rekomendasi film perampokan di Netflix yang wajib ditonton. Ceritanya diangkat dari kisah nyata peristiwa perampokan Bank of Republic Columbia pada 1994.
Sekelompok pencuri bank dalam film ini diceritakan sangat andal, sebab aksinya tidak terdeteksi sama sekali selama 21 jam di dalam gedung.
Padahal kelompok pencuri tersebut berhasil menggasak uang senilai 24 miliar peso, bahkan kejadian tersebut sempat menggegerkan di seluruh dunia.
Film tentang perampokan, lanjut halaman dua...
Opet diperkenalkan dalam film Upin & Ipin: Geng: Pengembaraan Bermula
Opet dalam kartun Upin & Ipin diperkenalkan dalam film Geng: Pengembaraan Bermula. Ia digambarkan sebagai binatang unik yang berasal dari alam lain. Alam tempatnya tinggal sangat indah, tetapi di sisi lain juga sangat berbahaya bagi manusia.
Untuk pergi ke dunia Opet, Upin, Ipin, Rajoo, dan yang lainnya harus melewati suatu gerbang khusus yang berada di dalam gua di dekat Kampung Durian Runtuh. Gua tersebut ditinggali oleh berbagai macam hewan langka dan buas, contohnya kelabang dan ular berukuran raksasa. Itulah mengapa manusia dilarang datang ke sana.
Opet sebenarnya tak sengaja masuk ke dunia manusia. Pada hari kejadian, ia tengah asyik mengejar kupu-kupu dan menyebrangi gerbang gua, lalu ketahuan oleh anak buah Pak Mail. Ibu Opet berusaha menyelamatkan anaknya, tetapi justru ia yang tertangkap.
Selanjutnya, Opet berkelana untuk mencari sang ibu. Ia sering mencuri durian di kebun Tok Dalang dan secara tak sengaja telah menciptakan rumor terkait keberadaan Hantu Durian.
Dibantu oleh Upin, Ipin, Rajoo, Kak Ros, Bang Badrol, dan Lim, Opet akhirnya bertemu kembali dengan ibunya. Mereka juga berhasil membongkar kejahatan Pak Mail dan antek-anteknya.
Setelah itu, Opet pun kembali ke dunia asalnya bersama ibunya.
Triple Frontier (2019)
Film tentang perampokan berikutnya adalah Triple Frontier, mengisahkan tentang sekelompok purnawirawan tentara yang membentuk kelompok pencuri.
Misi mereka adalah ingin membobol kartel narkoba yang markasnya berada di kawasan Amerika Selatan. Hal ini sama sekali bukan bertujuan untuk keperluan negara, melainkan untuk kepentingan mereka masing-masing.
Catch Me If You Can (2002)
Rekomendasi film perampokan di Netflix, Catch Me If You Can (Dok. DreamWorks via Imdb)
Catch Me If You Can menceritakan tentang kisah nyata kehidupan Frank Abagnale (Leonardo DiCaprio) sebagai penipu ulung yang masih berusia muda.
Dalam rekomendasi film perampokan di Netflix ini, Frank yang masih berusia 17 tahun sudah sangat lihai dalam menyasar pencurian di bank.
Meski diincar FBI, Frank masih tetap bisa melanjutkan hidup dan memiliki banyak profesi untuk melanjutkan aksi penipuan sekaligus perampokannya.
This page is protected by Google reCAPTCHA to ensure you're not a bot. Learn more.
“Saat ini, tampaknya kami hanya tidak tayang di Antartika, kata Direktur Studio Animakkord Dmitry Loveyko. “Bahkan orang-orang dari Afrika Utara mengenal kami. Sebagai buktinya, episode ‘Masha + Bubur’ di YouTube telah ditonton lebih dari 1,5 miliar kali, serta banyaknya produk yang sudah mengusung karakter Masha dan Beruang dan dijual di sejumlah toko mainan di seluruh dunia.
VIDEOSumber: Get Movies / YouTube
Studio Animakkord didirikan pada tahun 2008 khusus untuk menjalankan proyek Masha dan Beruang. Menurut Dmitry Loveyko, saat itu masih belum jelas apakah proyek ini akan sukses atau tidak. Namun, di tangan tim produksi, terciptalah delapan skenario beserta seluruh seri proyek ini. Untungnya, para investor bersedia menunggu perjanjian rencana bisnis selama lima tahun sebelum mencapai titik lunas.
Awalnya, tim produksi tidak merencanakan bahwa Animakkord akan menjadi studio yang memproduksi film dengan siklus penuh: dua studio animasi Rusia menawarkan untuk mengambil seluruh aspek teknis produksi. Namun, enam bulan setelah peluncuran kartun, para penulis skenario menyadari bahwa dasar dari studio Rusia — meski bagus — belum mencukupi. “Untuk lisensi dan pengembangan merek, akan lebih baik jika produksi Masha fokus di bawah kendali kami,” kata Loveyko. Oleh sebab itu, mereka memutuskan untuk mendirikan studio sendiri. Krisis ekonomi 2008 bisa dibilang sangat membantu. Banyak studio yang gulung tikar sehingga “Masha dan Beruang” mampu merekrut tim yang sangat profesional.
“Kami menyadari bahwa ada banyak serial animasi yang beredar, terutama di Barat dan Asia,” kata Loveyko. “Ini adalah format yang diperlukan untuk program televisi anak-anak modern.”
Agar tak terlihat serupa dengan animasi lainnya di pasar, tim produksi memutuskan bahwa Masha harus dibuat menjadi animasi tiga dimensi dengan tingkat detail yang sangat tinggi. Format gambar 3D, seperti yang dibuat Pixar dan Dreamworks, menjadi acuan pembuatan animasi yang telah mendunia ini.
Sumber: Yasya Phoghelgardt
“Ide serial ini berasal dari keinginan kami untuk menunjukkan hubungan antara anak-anak dan orang dewasa yang tidak mendikte, melainkan dalam bentuk komik sehingga semua penonton dapat merasakan perasaan yang dialami sang tokoh,” kata Direktur Proyek Denis Chervyatsov.
Menurut Chervyatsov, karakter Masha berasal dari suatu karakter yang nyata. Pada 1990-an, Direktur Artistik Oleg Kuzovkin tengah berlibur di pinggir pantai ketika ia kemudian melihat seorang gadis kecil. Gadis itu begitu aktif dan sangat terbuka untuk berbicara, ia bahkan dapat dengan mudah menghampiri orang yang tak ia kenal dan bermain catur bersama, atau mengambil kaki katak (flipper) untuk kemudian ia gunakan. Bahkan setelah beberapa hari menghabiskan waktu bersama, ia mulai bersembunyi dari si gadis kecil karena ia sangat aktif dan mengganggu.
Tim produksi juga mengambil pengalaman kehidupan pribadi mereka sebagai plot serial. “Sebagian besar dari kami memiliki anak,” kata Chervyatsov, “semua yang terlibat pada pembuatan animasi ini menyalin perilaku anak-anak mereka, atau anak kerabatnya (dan menuangkannya ke dalam karakter Masha -red.)”.